Rabu, 08 Agustus 2012

Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Pembesaran Ikan Lele di wilayah Kabupaten Kulon Progo




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesian merupakan salah satu Negara yang mempunyai sumberdaya alam yang sangat besar dan sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting, yaitu sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan devisa bagi Negara (untung wahono,1999).
Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km persegi, terdiri dari luas daratan 1,9 juta km persegi dan 3,1 juta km persegi, luas lautan (62 % dari seluruh wilayah Indonesia). Jumlah garis pantainya sekitar 81.000 km dengan kondisi alam dan iklim yang banyak tidak mengalami perubahan sepanjang tahun, memungkinkan banyaknya jenis biota ekonomis penting yang hidup di perairan laut dan tawar. Potensi sumberdaya perikanan di perairan Indonesia diperkirakan 6,6 juta ton pertahun. Potensi total tersebut meliputi sumberdaya perikanan. Salah satu jenis ikan lele. Komoditas perikanan yang mempunyai prospek cukup cerah dan bernilai ekonomis tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional(namji,1993).
Ikan lele (Clarias batracus) merupakan salah satu jenis ikan sungai (ikan yang hidup di mana saja tergantung lingkungannya) yang prospek cukup cerah dan sangat potensial untuk di kembangkan di Indonesia. Dengan cirri khas tubuh memanjang, licin dan tidak bersisik, mempunyai 4 sungut (barbell), bentuk kepala menggepeng (depress), mempunyai patil dan duri keras yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat di pakai untuk berjalan di permukaan tanah/pematang. Di atas bagian rongga insang terdapat alat pernapasan tambahan. Ikan lele merupakan ikan konsumsi dengan harga yang sangat terjangkau bagi kalangan apa saja, di samping rasa dagingnya yang gurih dan lezat. Menurut penelitian 15% - 18% lemak; 5%  - 10% vitamin; 1,2% mineral dan dagingnya mengandung kadar gizi yang cukup tinggi (weber dan debeaufort,1965). Ikan lele dapat dibudidayakan baik di koalm tanah, kolam terpal, kolam beton maupun bak fiber. Keberhasilan budidaya di dukung oleh kegiatan pembenihan yang dapat menghasilkan telur dan kualitasnya juga baik, guna meningkatkan produksi benih lele yang siap tebar.

1.2. Tujuan dan Manfaat
 1.2.1. Tujuan
Praktek Kerja Lapang Kelas I Semester II ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut :
1.      Cara budidaya ikan lele yang baik
2.      Pengalaman kerja di dunia nyata.
3.      Membandingkan ilmu pengatahuan yang didapat dari sekolah dengan kegiatan praktek.
4.      Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah berikutnya.
5.      Menambah wawasan tentang dunia perikanan khususnya budidaya lele.
 1.2.2. Manfaat
            Kemudian manfaat yang didapat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah :
1.      Mengetahui cara budidaya lele yang baik.
2.      Memperoleh pengalaman kerja di dunia nyata.
3.      Dapat membandingkan ilmu pengatahuan yang didapat dari sekolah dengan kegiatan praktek.
4.      Memperoleh wawasan tentang dunia perikanan khususnya budidaya ikan lele.

. 1.3.  Tempat dan Waktu
            Kegiatan Praktek Kerja Lapang Kelas I Semester II ini dimulai sejak tanggal 26 Maret sampai 22 April 2012, bertempat di Kelompok Budidaya Ikan Budi Lestari di Dukuh XI, Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
 
1.4. Metode Pengambilan Data
1.4.1. Metode Observasi
            Metode Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung dalam kegiatan kerja.
1.4.2. Metode Interview
            Metode Interview dilakukan dengan cara wawancara atau konsultasi dengan para petani ikan lele.

1.4.3. Metode Study Pustaka
            Metode Study Pustaka dilakukan dengan cara mencari data-data dalam buku baik karya perorangan yang dikeluarkan oleh dinas perikanan maupun internet.


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1.  Keadaan Umum
            Keadaan Umum di bagi menjadi 3 bagian disini,meliputi Sejarah,Letak Lokasi,Produktifitas, dan Sarana dan Prasarana:
2.1.1. Sejarah
            Kelompok Budidaya Ikan Budi Lestari merupakan suatu kumpulan petani ikan lele yang terletak di Dukuh XI, Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. kelompok ini berdiri pada tanggal 27 Oktober 2007 yang awalnya merupakan kelompok ternak ayam dan sapi, karena pada waktu harga ternak turun dan mereka rugi, mereka mencoba untuk beralih ke komoditas ikan lele pada tanggal 22 Oktober 2010, dan hasilnya juga lumayan besar. Kelompok budidaya ini juga telah di resmikan oleh Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 27 Oktober 2010.
KELOMPOK BUDIDAYA IKAN BUDI LESTARI
Nama kelompok             : Budi Lestari
Alamat                           : Kp. Dukuh RT 11/ Desa Bojong Kec.Panjatan Kab.Kulon                                                      progo
Nama ketua                    :  Bapak Triwanto
Sekretaris                       :  Bapak Suharman
Bendahara                      :  Bapak Nuryadi
         Anggota                         :  Bapak Sukamto
Bapak Riyanto
Bapak Jubaidi
Bapak Marsudi
Bapak Kemis
Bapak Sarmudji
Bapak Umar Sawai
Bapak Tarmono
Bapak Cahyono
Bapak Maryoto
Ibu Purwaningsih
Ibu Eni Purwaningsih
Ibu Amin Markamah
Ibu Srikayatun
                                                  Ibu Suwarti                                  
Tahun berdiri                  :   27 Oktober 2007
Diresmikan                    :   22 Oktober 2010

                 Para petani di kelompok ini juga berhubungan kerja, baik antar anggota kelompok maupun petani dari kelompok yang lain, seperti pembelian benih ataupun penjualan ikan. Kalau tidak saling berhubungan, petani akan bingung dan kewalangan dalam menjalankan kegiatan budidaya tersebut.
Pembagian Tugas :
     Pelindung
Ø  Memberikan dukungan dan nasehat kepada pengelola kelompok sebagai pelaksana program
Ø  Memberikan motivasi kepada pengelola kelompok dalam melaksanakan program
Ketua
Ø  Membuat dan menyusun program kelompok
Ø  Melaksanakan dan mengendalikan program
Ø  Mengevaluasi dan memantau pelaksanaan program
Ø  Bertanggung jawab terhadap kegiatan
Ø  Menyusun laporan pelaksanaan program
     Sekretaris
Ø  Membantu ketua demi kalancaran program
Ø  Memberikan pelayanan administrasi
Ø  Membantu ketua dalam pembuatan laporan
Ø  Melaksanakan tugas kearsipan dan dokumentasi
Bendahara
Ø  Membantu ketua dalam pengelolaan keuangan
Ø  Melakukan pencatatan-pencatatan keuangan
Ø  Menyusun perencanaan anggaran
Ø  Menerima,menyimpan dan mengeluarkan pembayaran

2.1.2. Letak Lokasi
            Kelompok Budidaya Ikan Budi lestari berlokasi di Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Yogyakarta. Adapun batas-batas wilayahnya, sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Pasar Bendungan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pantai Galur
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Pasar Depok
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Bendungan Sungai
            Dilihat dari lokasi, Pokdakan Budi Lestari memiliki letak yang strategis dalam kegiatan budidaya ikan lele, selain dekat dengan tempat pemasaran, lokasi juga agak jauh dengan jalan raya, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan lebih akurat, karena tidak terlalu bising dan ramai.

2.1.3. Produktifitas
            Kelompok Budidaya Ikan Budi Lestari merupakan kelompok tani ikan lele. Kelompok ini tidak hanya mengelola ikan lele saja, seperti keakraban sesama anggota. Dalam satu bulan sekali semua anggota mengadakan perkumpulan untuk membahas kegiatan budidaya, saat perkumpulan kelompok ini memungut uang khas dari seluruh anggotanya sebesar Rp 5000, uang khas ini di pergunakan untuk anggotanya yang kekurangan dana usahanya. Luas lokasi kolam budidaya di sini adalah  seluas 24 m persegi × 40 dan produksinya dalam 1 tahun dapat panen 4 kali, satu kali panen dapat menghasilkan 2,5 kwintal ikan lele dalam 1 kolam.

2.1.4. Sarana dan Prasarana     
A. Sarana      
            Dalam Sarana disini ada Sarana Pokok dan Sarana Pendukung,
1.Sarana Pokok
            Sarana Pokok merupakan sarana yang harus ada, jika tidak ada kegiatan budidaya tidak akan bisa berjalan, yang meliputi :
  a. Ikan Lele       
            Ikan lele merupakan biota air yang di budidayakan, karena itu harus selalu di rawat dan di perhatikan. Jenis ikan lele adalah Sangkuriang.
  b. Terpal
            Sebagai wadah air dan ikan dalam kegiatan budidaya, jenis terpal merupakan jenis plastik.  
 c. Air
            Sebagai media hidup ikan dalam budidaya.
  d. Pakan/Pelet
            Sebagai makanan ikan agar bertumbuh cepat. Pelet yang digunakan adalah jenis PF-1000,LP 2,dan LP 3, yang mengandung protein 30-33%. Ikan dari ukuran benih 4-6 cm sampai panen dalam satu kolam memerlukan pakan ± 6 sak.

 2. Sarana Pendukung
            Sarana Pendukung merupakan sarana penunjang daripada Sarana Pokok, yang meliputi:
  a. Mesin Diesel
            Sebagai alat pemasukan dan pengeluaran air di dalam kolam. Mesin Diesel yang ada di kelompok ini merupakan jenis OHV.
   b. Selang Diesel
            Sebagai alat penyaluran air untuk mesin diesel.

  c. Pipa Paralon
            Sebagai alat pengeluaran air jika air di kolam terlalu penuh karena hujan, fungsinya agar air kolam tidak terlalu penuh, jenis PVC.
   d. Ember Plastik
            Sebagai alat pengangkutan ikan saat panen, sortir, dan tebar benih, dan sebagai wadah pelet saat pemberian pakan, disini terdapat 4 buah ember.
   e. Keranjang Plastik
            Sebagai alat pengangkutan ikan saat panen dan sortir, di petani ini terdapat 1 buah keranjang.
   f. Keranjang Penyortiran
            Sebagai alat untuk sortir ikan, yang dulunya merupakan keranjang plastik biasa kemudian bagian alas di ambil dan di pasangkan paralon ukuran 1,5 inchi yang diberi jarak 3 cm dengan ketentuan ikan yang belum konsumsi bisa jatuh dan ikan yang konsumsi masih tertinggal, disini terdapat 1 buah Keranjang Penyortiran.
   g. Jaring
            Sebagai alat tangkap ikan baik saat panen, sortir, maupun tebar benih. Disini ada empat jarring yang dua merupakan jaring halus dan yang dua lagi merupakan jaring seser.
   h. Tanah
            Sebagai pengokoh terpal agar tidak mudah terlepas (untuk penindih) yang di bungkus di karung.
   i. Beton Batako
            Sebagai penyangga terpal (selain tanah) agar terpal tidak melorot ketika proses pembesaran berlangsung, batako ini ditumpuk dengan bentuk persegi panjang ukuran 5×7 meter dan dengan tinggi 1,5 m.
  j. Timbangan Gantung
            Sebagai alat penimbangan ikan saat panen,disini ada 1 buah.
  k. Jerigen Plastik
            Sebagai wadah saat penjualan ikan dan pengambilan benih,yang berbahan plastik,disini ada 5 buah jerigen.
B. Prasarana
            Keadaan Prasarana seperti listrik,jalan dan pasar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Listrik
            Listrik yang digunakan dalam kegiatan budidaya untuk penerangan, seperti lampu.
b. Jalan
            Jalan di sekitar lokasi merupakan jalan beraspal, namun bukan jalan utama sehingga dalam pelaksanaan kegiatan budidaya  tidak bising dan tidak terkena polusi, jalan di sekitar lokasi merupakan akses tercepat menuju pasar ikan, tengkulak ikan maupun kelompok tani ikan lele yang lain.
c. Kendaraan
            Kendaraan yang digunakan berupa motor, yang berfungsi sebagai alat angkut ketika panen maupun saat pembelian benih.
2.3. Teknik Budidaya
          Budidaya lele tidak memerlukan cara perawatan yang rumit. Tidak perlu menggali tanah atau membuat kolam dan tidak perlu membuat kolam dari beton, tapi cukup menggunakan terpal atau deklit.
            Menggunakan terpal atau deklit memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah berbiaya murah,praktis,mudah dibuat dan mudah dipindakahkan kemanapun kita mau, serta proses memanen pun menjadi sangat mudah. Sedangkan kelemahannya adalah tidak tahan lama terpal yang kualitasnya bagus bisa bertahan lebih dari 3 tahun, jika bocor akan cukup menyulitkan,dan berpeluang robek.
2.3.1. Persiapan Kolam
Petani lele di sini melakukan kegiatan budidaya ikan lele dengan menggunakan kolam terpal, ada banyak ukuran yang bisa digunakan, dengan asumsi untuk 1 meter persegi kolam dapat menampung sebanyak 100 ekor ikan lele. Petani di sini memulainya dengan skala percobaan yaitu menggunakan kolam ukuran 4 x 6 meter persegi yang bisa di isi dengan benih sebanyak 2500 ekor. Lahan yang digunakan harus lahan terbuka artinya tidak ada pohon yang menaungi secara langsung, tetapi karena disini merupakan daerah prioritas penghasil kelapa,jadi masih banyak pohon kelapa besar yang ada di sekitar kolam, sehingga cahaya matahari tidak dapat mengenai kolam, pertumbuhan lele pun jadi lambat.
            Dalam pembuatan kolamnya yaitu, tentukan ukuran kolam minimal 4 m x 6 m, dengan kedalaman minimal 1,5 m. Tancapkan kayu pada keempat sudut untuk meletakkan benang agar tampak lurus. Gemburkan tanah yang ada di dalam kolam kemudian campur dengan air secukupnya lalu di ilas, jangan terlalu banyak air nantinya akan mengalami kesulitan untuk membuat gundukan. Buat gundukan dengan tinggi lebih kurang 0,7 m, gundukan boleh dibuat agak miring, karena kalau miring bisa mengurangi resiko longsor pada waktu hujan.setelah kering, ratakan dasar tanah,kemudian berilah merang (kulit padi) di atas tanah sampai merata, kemudian pasanglah terpalnya, kemudian tindih terpal di bagian tepi dengan sak berisi tanah agar terpal tidak lepas.


A. Pengeringan Kolam
            Tahap pengeringan bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan lele yang akan di kelola kembali, memperbaiki konstruksi kolam, merupakan salah satu bentuk kontrol alami terhadap pengganggu ataupun predator, dan dapat menguapkan racun-racun yang ada di kolam budidaya sebelumnya, dimungkinkan berasal dari sisa pakan dan feses. Pengeringan dasar kolam yang dilakukan para petani di sini dilakukan selama 2 – 3 hari, tetapi saat cuaca tidak mendukung seperti pada musim hujan maka pengeringan tidak dilakukan tetapi dapat dimanipulasi dengan penaburan kapur yang salah satu fungsinya adalah mematikan hama, stabilisator pH air yang dapat meningkatkan produksi sama seperti fungsi pengeringan.
B. Pemupukan Kolam
            Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik yang biasa digunakan dalam pemupukan kolam adalah kotoran ayam atau kotoran puyuh. Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah urea dan TSP.
            Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah 200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika kolam dipupuk dengan pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram Urea per meter persegi luas kolam. Pemupukan kolam dilakukan pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren kolam diperbaiki.Dasar kolam di biarkan kering  2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik di masukkan di bago(seperti wadah bawang) lalu taruh di pojok kolam dan kolam digenangi air 30-40 cm.Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh.jika warna air kolam sudah ke hijauan ambil pupuk tersebut dan kemudian isi air kolam lagi sampai 60-90 cm dan tebarkan benih lele.
C. Perbaikan Konstruksi
            Perbaikan konstruksi kolam adalah seperti penggantian penindih yang sudah robek, pemasangan ulang terpal dan penggantian merang apabila sudah membusuk. Perbaikan ini dilakukan saat selesai panen.


 2.3.2. Persiapan Air
            Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi,sumber air,dan air hujan yang sudah di kondisikan terlebih dahulu, tetapi karena daerah disini jarang ada aliran irigasi yang mengalir, petani disini memanfaatkan sumber air sebagai sarana budidaya. Parameter kualitas air yang baik untuk budidaya ikan lele adalah sebagai berikut:
1. Perairan yang berada di sungai mempunyai kecenderungan bersuhu konstan (syamsul akbar dan sudaryanto,2001). Penyebaran suhu dalam perairan dapat terjadi karena adanya penyerapan angin, sehingga mempengaruhi tinggi rendahnya suhu. Suhu air kolam yang ideal dalam pembesaran lele adalah antara 22-33 °C. Suhu air sangat mempengaruhi laju pertumbuhan,laju metabolisme ikan dan nafsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
   2. pH air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah antara 6-9.Besarnya jumlah kotoran ikan dalam suatu perairan akan berpengaruh terhadap pH perairan tersebut. pH air dibawah 5 akan menyebabkan terjadinya penggumpalan lendir pada insang, sehingga ikan akan mati lemas. Pada pH air yang lebih dari 9 akan menyebabkan berkurangnya nafsu makan ikan. pH air dapat diukur dengan menggunakan kertas lakmus.

3. Oksigen terlarut (Dissolved Oksigen/DO) di dalam air harus >1 mg/L. Apabila kandungan oksigen terlalu tinggi akan menyebabkan gelembung di dalam jaringannya, demikian juga apabila terjadi perubahan oksigen secara tiba-tiba, misalnya penurunan kandungan oksigen terlarut sebagai akibat terjadinya proses penguraian bahan organik dalam perairan tersebut, sehingga menyebabkan tingginya kandungan gas terlarut (H2S CO2). Apabila persediaan oksigen kurang dari 20 % dari jumlah kebutuhan normal ikan akan menyebabkan gerakan opersulum berhenti, sehingga ikan lele akan mati lemas.
     4. Fluktuasi salinitas dapat mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan,selain itu,stratifikasi perbedaan salinitas dapat menghambat masuknya O2 dari udara ke air.Kisaran salinitas yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah kisaran salinitas air tawar,yaitu kurang dari 0,5 ppt.Untuk mengetahui nilai salinitas di wadah pemeliharaan dapat menggunakan alat refraktometer/salinometer yang sebelumnya sudah dikalibrasi dahulu sebelum digunakan, alat tersebut dikalibrasi dengan menggunakanakuabides. Untuk perubahan salinitas yang terlalu rendah atau terlalutinggi dapat diperbaiki dengan melakukan penambahan air tawar agar salinitas perairan menjadi stabil kembali.



2.3.3. Penebaran Benih
            Penebaran benih sebaiknya di lakukan pada pagi atau sore hari agar tidak terlalu panas. Sebelum di tebar ke kolam, benih di aklimatisasi dahulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkutan benih. Benih yang sudah ter aklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari wadahnya. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut di laksanakan di atas permukaan air kolam di mana wadah benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang akan di tebar 100 ekor per meter persegi.
   
 2.3.4. Pemeliharaan
          Pemeliharaan ikan dari benih sampai panen meliputi Pengelolaan air,Pemberian pakan,dan Pengendalian Hama dan Penyakit :
           
A. Pengelolaan Air
            Untuk pengelolaan air, petani di sini biasanya menggunakan cara-cara yang mudah dan efektif. Saat hujan maka tingkat keasaman air kolam akan bertambah, para petani sering mengatasinya dengan pemberian larutan air garam kristal dengan takarn 4 ons untuk satu kolam yang di tebarkan di kolam pada saat pagi hari setelah hujan agar waktu siangnya ikan dapat bergerak aktif kembali, kegunaan garam kristal adalah untuk menetralkan air kolam yang memiliki tingkat keasaman tinggi.
            Jika air kolam berbau tak sedap lebih baik jika setiap pemberian pakan buatan/pellet di campur dengan larutan prebiotik kemudian di aduk hingga merata dalam pellet dan tebarkanlah. Fungsi dari prebiotik adalah menghilangkan bau tak sedap pada air kolam, melancarkan pencernaan ikan dan juga ikan lele akan kebal terhadap penyakit.
      B. Pemberian Pakan
            Budidaya ikan lele secara intensif bercirikan padat penebaran tinggi dan kandungan gizi pada pakan juga tinggi. Untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan lele,pakan harus mengandung kadar protein yang tinggi dan diberikan setiap hari sebanyak 3%-5% dari berat ikan yang dipelihara. Makanan utama lele dalam pembesaran yaitu pelet. Pemberian pelet yang baik adalah 3 kali dalam sehari, dengan selang waktu 8 jam agar pencernaan ikan menjadi teratur dan bagus. Pemberian pakan buatan/pelet haruslah sesuai bukaan mulut ikan,dengan ketentuan ukuran sebagai berikut:
Ø  Ikan berumur 0-3 hari diberikan pakan alami seperti : kutu air,jentik nyamuk,cacing sutera,dll.
Ø  Ikan berumur 3-7 hari diberikan pakan pelet jenis PF-1000
Ø  Ikan berumur 1 minggu - 2 bulan diberikan pelet berukuran min 2
Ø  Ikan berumur 2 bulan - panen diberikan pelet berukuran min 3
            Itulah pemberian pelet yang di terapkan oleh para peteni ikan lele di sini,karena terbukti hasil panen ikan pun juga lumayan baik.

C. Pengendalian Hama dan Penyakit
            Biasanya lokasi budidaya disini penyakit yang sering menyerang pada ikan lele adalah jamur, jamur mengakibatkan kulit ikan menjadi terkelupas kemudian lama-kelamaan ikan pasti mati, jika di biarkan berlarut-larut jamur itu akan menular pada ikan lain,maka bisa saja ikan 1 kolam akan mati,jamur ini dapat di binasakan dengan cara tradisional/alami dan dengan pengobatan, cara tradisionalnya yaitu dengan pemberian 2 buah mengkudu matang yang dipotong untuk satu kolam,kemudian dengan cara pengobatan yaitu di beri INROFLOXS -25 dengan dosis 1-2 cc/meter kubik, berikan selama 3 hari berturut-turut dan setelah 6 jam pengobatan, air kolam diganti 50%.


            Berikut merupakan cirri-ciri ikan sehat dan ikan yang sakit :

   Ikan Sehat Secara Eksternal
  • Gerakannya Aktif. Secara umum, ikan sehat secara penampakan luar ( eksternal ) selalu bergerak aktif. Ikan memiliki sifat reotaksis positif dan negative. Ia selalu bergerak aktif baik itu melalwan atau searah arus perairan.
  • Nafsu makan tinggi. Ikan sehat selalu memiliki nafsu makan yang tinggi. Dengan begitu, asupan nilai gizi yang diperlukan tubuh ikan untuk proses kehidupannya bisa terpenuhi secara maksimal. Pertumbuhan akan baik, reproduksi, pencernaan, serta segala system yang bekera pada fungsi kehidup ikan akan berlangsung dengan baik.
  • Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi ikan yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan ikan dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor ikan, tetapi sebagai parameter kondisi ikan akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi ikan. Banyak jenis ikan yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
  • Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk ikan indah dipandang.
  • Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar,mata yang demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
  • Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat. ikan yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
  • Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukanya ataupun bernafas hanya dengan satu insang.Tutup insang rata menutupi insang,tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang sangat cepat,yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen namun dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.
·         Ikan yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. ikan yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu ikan yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya.
  • Umumnya ikan yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. ikan yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. ikan yang sehat umumnya berenang dengan tenang,pectoral fin/sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang
  • Ciri-ciri ikan yang sehat
Ø  Mata yang jernih dan cerah
Ø  Kulit sedikit berlendir
Ø  Gerak refleks baik
Ø  Gerakan lincah
Ø  Warna ikan cerah
Ø  Bagian perut ikan mendatar
Ø  Bagian ekor selalu terangkat keatas
Ikan Sehat Secara Internal
  • Insang berwarna merah hati, dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi. Menyerap oksigen dan mengeluarkan carbondioksida.
  • Gelembung renang berisi udara dan bersifat netral. Dengan begitu, ikan bisa tidur di dalam air tanpa tenggelam ke dasar periran atau mengambang ke permukaan.
Ikan Sakit Secara Eksternal
  • Warna tubuh ikan menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-sengal, sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul akibat ikan kekurangan oksigen.
  • Ikan lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah, sebelum muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya kutu atau jamur pada tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya ada ikan dengan ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang lainnya (karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater.
  • Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi bukan berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang -renang dengan aktif dan makannya juga banyak.
  • Badan ikan berjamur, jambul rusak/ bolong.
  • Badan ikan kena parasit/kutu, white spot.
  • Malas, tidak mau makan. Keseimbangan terganggu, menggantung dipermukaan air, menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Ciri-ciri penyakit ini biasanya karena ikan tersebut sedang stress.
  • Bintik-bintik merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka pada permukaan tubuh.
  • Pembengkakan kulit dan penonjolan pada kulit di pangkal ekor.
  • Berenang secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di dasar perairan, menggantung di permukaan air.
   Ikan Sakit Secara Internal
  • Respirasi tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ini dikarenakan oleh suhu yang tidak seuai dengan tubuh ikan.
  • Darah berwarna abu-abu kecoklatan ( terbentuk meta-haemoglobin ), tidak bisa mengikat O2 ( pada ikan ar tawar ), penyaringan nitrit dilakukan oleh CL- dalam pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3- ).
  • Terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada lapisan epitheliumnya akibat protein dalam keadaan masam.
  • Karena keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan.
  • Kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya degenerasi lemak pada hati.
  • Kekurangan vitamin B-2 ( Riboflavin ) menyebabkan kataraks, photopobia, pendarahan pada nostril dan overcullum.
  • Ikan yang terkena infectious dropsy, memiliki ciri-ciri bagian perut menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi pendarahan pada organ tubuh.
  • Ikan yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak putih pada sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg pernafasan ikan menjadi terganggu.
  • Akibat serangan virus, terjadi pembengkakan (inflammatory) pada jaringan, pertumbuhan jaringan menjadi tidak normal.
  • Spring viremia of carp menyebabkan cedera pada ginjal, hati, dan gelembung renang.
  • Limphocistis ( pembengkakan sel kulit ikan ) menyebabkan luka yang kronis ( tumor otak ) berwarna putih atau kemerahan, kemudian menjadi haemorhagic.
  • Infectious haemopoietic necrosis menyebabkan necrosis local pada ginjal, lmpha dan hati. Selain itu, adanya pop eye, akumulasi cairan pada rongga tubuh, usus membengkak, insang menjadi pucat, bintik-bintik haemorhagic pada mulut, dasar sirip dan organ dalam.
           Kemudian hama yang biasa menyerang disini adalah kodok,kodok ini sangat berbahaya bagi benih ikan, saat lapar kodok akan memakan benih-benih ikan yang lengah. Para petani setiap malam pasti mengontrol kolamnya untuk melihat keadaan ikannya. Kemudian hama yang lain adalah ikan lele sendiri yang berukuran lebih besar dari yang lainnya, ikan ini dapat menyerang bahkan memakan ikan lain yang lebih kecil, dalam waktu beberapa hari ikan lele yang ada di kolam pasti berkurang, cara mengatasinya adalah dengan melakukan pemancingan saat malam hari, jika sulit harus dilakukan penyortiran, pisahkan ikan yang besar dan yang kecil dan budidayakan sendiri.
2.4. Pemanenan
            Saat panen, hal yang perlu di persiapkan adalah Jaring,Keranjang plastik,Keranjang penyortiran,Alat timbang ikan,Kolam penampungan ikan,Mesin diesel,Selang diesel dan Wadah penjualan ikan.
            Tata kerjanya adalah kuras air kolam sampai habis dengan Mesin diesel, sambil menunggu air kolam habis, isi kolam penampungan ikan dan wadah penjualan ikan dengan air secukupnya, setelah air kolam habis, tangkap ikan dengan jaring kemudian angkut ikan ke kolam penampungan, sortir dahulu dengan Keranjang penyortiran dan pisahkan ikan yang konsumsi dan yang belum konsumsi.
            Ikan Lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah di besarkan selama 130 hari dengan bobot antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm.



BAB III
MASALAH DAN PEMBAHASAN

3.1. Persiapan
            Persiapan-persiapan yang perlu di lakukan pada saat operasi kerja seperti tebar benih,sortir ikan dan panen,,ialah:
 1.Tebar Benih
            Saat tebar benih yang perlu di persiapkan adalah Jaring halus,Ember,dan Saringan plastik.

 2.Sortir Ikan
            Saat penyortiran yang perlu di persiapkan adalah Mesin Diesel,Selang karet, Jaring (sesuai ukuran ikan),Ember,Keranjang penyortiran dan Tempat pembuangan air.
 3.Panen
            Saat pemanenan yang perlu di persiapkan adalah Mesin Diesel,Selang karet,Jaring (sesuai ukuran ikan),Ember,Keranjang penyortiran dan Tempat pembuangan air.
3.2. Pelaksanaan
            Disini akan saya jelaskan beberapa kegiatan yang penting selama Praktek Kerja di sini yang di mulai dari tanggal 26 Maret sampai 25 April 2012,antara lain:
1.Pembuatan larutan prebiotik 30 liter,yang bertempat di rumah petani yang berlokasi di Desa    Bojong, Dukuh XI pada tanggal 1 April 2012.
2.Kegiatan tebar benih secara berurutan di Desa Bojong,Dukuh XI,mulai dari tanggal:
Ø  3 April 2012, dengan kepadatan tebar 3.000 ekor,dengan ukuran 4-6 cm.
Ø  8 April 2012, dengan kepadatan tebar 2.500 ekor,dengan ukuran 4-6 cm.
3.Kegiatan sortir ikan secara berurutan untuk mengurangi resiko kematian ikan di Desa Bojong, Dukuh XI, pada tanggal:
Ø  28 dan 30 Maret 2012, di lakukan penyortiran karena suhu di kolam tersebut rendah, sehingga pertumbuha ikan lama dan juga terdapat ikan lele yang berukuran 2 kali lipat besar dari lainnya, sehingga memakan ikan lele yang berukuran lebih kecil, yang terbukti saat tebar ikan terdapat 2.250 ekor dan saat penghitungan tinggal 1.850 ekor.
4.Kegiatan panen ikan dan juga pengajaran cara penjualan ikan yang saya lakukan di petani-petani lain adalah sebagai berikut :
Ø  29 Maret 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Ngastiharjo dengan hasil 5 kwintal ikan dalam 2 petak kolam yang masih perlu di sortir,dengan hasil sortiran antara 3 kwintal ikan belum konsumsi dan 2 kwintal ikan konsumsi yang per kg nya Rp 10.000,
Ø  31 Maret 2012, dilakukan panen ikan lele di Desa Bojong dengan hasil 2 kwintal ikan dalam 2 petak kolam yang masih perlu di sortir, dengan hasil sortiran 150 kg ikan belum konsumsi dan 50 kg ikan konsumsi yang  per kg nya Rp 10.000,
Ø  2 April 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Galur dengan hasil 3 kwintal ikan dalam 3 petak kolam yang masih perlu di sortir,dengan hasil sortiran antara 1 kwintal ikan belum konsumsi dan 2 kwintal ikan konsumsi yang per kg nya Rp 10.500,
Ø  5 April 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Ngarangan dengan hasil 1,2 kwintal ikan dalam 1 petak kolam yang di ambil semua dengan harga per kg nya Rp 10.000,
Ø  7 April 2012, di lakukan panen lele di Desa Bojong dengan hasil 1 kwintal ikan dalam 1 petak kolam yang di ambil semua dengan harga per kg nya Rp 10.000,
Ø  9 April 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Bojong dengan hasil 1 kwintal ikan dalam 1 petak kolam yang di ambil semua dengan harga per kg nya Rp 10.000,
3.3. Masalah
Masalah yang sering ditemukan disini ialah :
A. Kualitas air saat budidaya
B. Tentang persaingan antar ikan dalam satu wadah
C. Lokasi yang kurang memadahi
3.4. Pembahasan
            Pertama, kualitas air di sini termasuk kurang bagus terbukti saat air baru keluar dari sumbernya,air berwarna biru ke abu-abuan dan juga tingkat keasamaannya tinggi, maka dari itu air harus di endapkan dulu selama 3 hari, baru bisa di pakai untuk kegiatan budidaya.  Petani disini sering mengeluh saat tebar benih, jika saat sorenya tebar benih pasti malamnya hujan, yang berakibatkan benih stres dan paginya pasti semuanya mengapung, cara mengatasinya setiap kolam di beri satu ember air berukuran sedang yang dicampur dengan garam kristal kira-kira 4 ons lalu di aduk merata, tebarkan pada kolam tersebut, selang beberapa jam benih akan sehat kembali. Saat bau air kolam tak sedap karena kegiatan budidaya lele, cara mengatasinya adalah setiap kali pemberian pakan, sebaiknya pelet di beri larutan prebiotik dan air, caranya di aduk sampai merata beserta pelet, tunggu sampai air meresap dalam pelet dan tebarkan pakan seperti biasa, cara yang berikut dapat mengurangi resiko baunya air kolam. Berikut merupakan cara pembuatan prebiotik :
a. Alat dan bahan
Ø  Panci
Ø  Kompor
Ø  Tetes tebu     » 0,5 liter
Ø  Air bersih      » 3 liter
Ø  Susu kaleng   » setengah kaleng
Ø  Tepung kanji  » 0,5 ons
Ø  Ragi                » 3 ons


b. Cara pembuatan
            Siapkan panci, kemudian masukkan tetes tebu,air bersih,susu,tepung kanji yang telah disiapkan kedalam panci, lalu aduk sampai merata, dan panaskan di kompor sampai mendidih, setelah mendidih dinginkan, ketika sudah dingin masukkan ragi.
c. Cara pemakaian
            Sebelum pemberian pakan, campur pellet dengan larutan prebiotik 3 tutup botol Aqua beserta air jernih secukupnya, kemudian aduk bersama pellet sampai merata, tunggu sampai air meresap ke dalam pellet, kemudian pellet dapat di berikan kepada lele, lakukan secara rutin pada setiap pemberian pakan.
           
            Kedua, persaingan antar ikan dalam satu wadah, misalnya dalam satu kolam terdapat 2500 benih ikan dan di pelihara sampai 1 bulan, pasti ikan yang ada dalam kolam itu tidak sama besarnya, maka dari itu ikan yang paling besar akan memakan ikan-ikan yang kecil kemudian lama-kelamaan akan habis gara-gara beberapa ikan yang besar itu,cara mengatasinya ialah dengan cara pemancingan ikan yang lebih besar tersebut di waktu malam hari,jika sulit lebih baik di sortir, kemudian dipisahkan antara ikan yang besar dan ikan yang kecil. kemudian peliharalah sendiri.
            Ketiga, lokasi disini termasuk kurang memadahi karena adanya beberapa hal, yaitu di sekitar kolam terpal terdapat banyak pohon-pohon kelapa besar dan akar-akarnya bisa menembus terpal sampai jebol dan berakibat kebocoran, hal ini perlu di perhatikan karena jika terpal bocor air akan mengalir ke bawah terpal dan lama-kelamaan akan menggenang di bawah terpal, ikan pun juga ikut masuk ke bawah terpal, kemudian mati.
            Ketiga hal itu lah yang sering jadi masalah dalam kegiatan budidaya disini, jika tidak ada perhatian ekstra maka mereka tak akan dapat untung bahkan sampai tidak panen.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
            Dari uraian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Sistem budidaya yang dilakukan kelompok ini termasuk dalam budidaya intensif.
2. Pada Proses pembesaran lele menggunakan probiotik.
3. Setelah hujan saat benih yang baru tebar mengalami stress d lakukan penebaran garam.
4. Dilakukan pemupukan sebelum penebaran benih lele.
4.2. Saran
            Ada beberapa saran yang ingin saya sampaikan,yaitu yang pertama untuk lokasi praktek saya,yang meliputi:
·         Lokasi Praktek banyak terdapat pohon kelapa besar yang menghalangi cahaya matahari masuk ke kolam, cahaya matahari sangat penting untuk pertumbuhan pakan alami dan untuk penambahan suhu pada air kolam. Lebih baik jika pohon kelapa tersebut di tebang agar tidak mengganggu kegiatan budidaya.
·         Lokasi Praktek tidak memiliki tempat pembuangan air, maka lebih baik jika di buatkan tempat pembuangan air, agar air bekas sortir dan panen tidak membeber di mana-mana, kita dan masyarakat pun jiga tidak terganggu.
            Sekian saran saya untuk lokasi praktek,dan kemudian merupakan saran dari saya untuk Praktek selanjutnya:
·         Sebaiknya Buku Panduan Praktek di buat sejelas mungkin, baik kalimat atupun bagan-bagannya agar siswa dapat jelas dalam pengisian Buku Laporan dan tidak ragu-ragu.
·         Sebaiknya sebelum pelaksanaan Praktek, setiap siswa di beri pinjaman Buku Laporan Praktek tahun yang lalu agar mereka mempunyai gambaran masing-masing tentang tugasnya tersebut.
            Cukup sekian saran dari saya,semoga dapat di tindak lanjuti.
DAFTAR PUSTAKA

Wahono , Untung. 1999, Sumber Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Meningkatkan Devisa Negara.
Namji. 1993. Prospek Komunitas Perikanan.
Weber dan de Beaufort. 1965.Kadar Gizi Tinggi Pada Ikan Lele.
Akbar,Samsul dan Sudaryanto. 2001 . Sungai Mempunyai Kecenderungan Bersuhu Konstan.