BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesian
merupakan salah satu Negara yang mempunyai sumberdaya alam yang sangat besar
dan sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting, yaitu sebagai salah
satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan devisa bagi Negara (untung wahono,1999).
Luas
seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km persegi,
terdiri dari luas daratan 1,9 juta km persegi dan 3,1 juta km persegi, luas
lautan (62 % dari seluruh wilayah Indonesia). Jumlah garis pantainya sekitar
81.000 km dengan kondisi alam dan iklim yang banyak tidak mengalami perubahan
sepanjang tahun, memungkinkan banyaknya jenis biota ekonomis penting yang hidup
di perairan laut dan tawar. Potensi sumberdaya perikanan di perairan Indonesia
diperkirakan 6,6 juta ton pertahun. Potensi total tersebut meliputi sumberdaya
perikanan. Salah satu jenis ikan lele. Komoditas perikanan yang mempunyai
prospek cukup cerah dan bernilai ekonomis tinggi, baik di pasar lokal maupun
internasional(namji,1993).
Ikan
lele (Clarias batracus) merupakan
salah satu jenis ikan sungai (ikan yang hidup di mana saja tergantung lingkungannya)
yang prospek cukup cerah dan sangat potensial untuk di kembangkan di Indonesia.
Dengan cirri khas tubuh memanjang, licin dan tidak bersisik, mempunyai 4 sungut
(barbell), bentuk kepala menggepeng (depress), mempunyai patil dan duri keras
yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat di pakai
untuk berjalan di permukaan tanah/pematang. Di atas bagian rongga insang
terdapat alat pernapasan tambahan. Ikan lele merupakan ikan konsumsi dengan
harga yang sangat terjangkau bagi kalangan apa saja, di samping rasa dagingnya
yang gurih dan lezat. Menurut penelitian 15% - 18% lemak; 5% - 10% vitamin; 1,2% mineral dan dagingnya
mengandung kadar gizi yang cukup tinggi (weber
dan debeaufort,1965). Ikan lele dapat dibudidayakan baik di koalm tanah,
kolam terpal, kolam beton maupun bak fiber. Keberhasilan budidaya di dukung
oleh kegiatan pembenihan yang dapat menghasilkan telur dan kualitasnya juga
baik, guna meningkatkan produksi benih lele yang siap tebar.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan
Praktek
Kerja Lapang Kelas I Semester II ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Cara
budidaya ikan lele yang baik
2. Pengalaman
kerja di dunia nyata.
3. Membandingkan ilmu pengatahuan yang didapat dari sekolah
dengan kegiatan praktek.
4. Sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah berikutnya.
5. Menambah
wawasan tentang dunia perikanan khususnya budidaya lele.
1.2.2. Manfaat
Kemudian
manfaat yang didapat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah :
1. Mengetahui
cara budidaya lele yang baik.
2. Memperoleh
pengalaman kerja di dunia nyata.
3. Dapat membandingkan ilmu pengatahuan yang didapat dari
sekolah dengan kegiatan praktek.
4.
Memperoleh wawasan tentang dunia
perikanan khususnya budidaya ikan lele.
. 1.3. Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapang Kelas
I Semester II ini dimulai sejak tanggal 26 Maret sampai 22 April 2012, bertempat
di Kelompok Budidaya Ikan Budi Lestari di Dukuh XI, Desa Bojong, Kecamatan
Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
1.4.
Metode Pengambilan Data
1.4.1. Metode Observasi
Metode Observasi dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan langsung dalam kegiatan kerja.
1.4.2. Metode Interview
Metode Interview dilakukan dengan cara wawancara atau
konsultasi dengan para petani ikan lele.
1.4.3. Metode Study
Pustaka
Metode Study Pustaka dilakukan dengan cara mencari
data-data dalam buku baik karya perorangan yang dikeluarkan oleh dinas
perikanan maupun internet.
BAB II
PELAKSANAAN
KEGIATAN
2.1. Keadaan Umum
Keadaan Umum di bagi menjadi 3
bagian disini,meliputi Sejarah,Letak Lokasi,Produktifitas, dan Sarana dan
Prasarana:
2.1.1. Sejarah
Kelompok Budidaya Ikan Budi Lestari
merupakan suatu kumpulan petani ikan lele yang terletak di Dukuh XI, Desa Bojong,
Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. kelompok ini berdiri pada tanggal 27
Oktober 2007 yang awalnya merupakan kelompok ternak ayam dan sapi, karena pada
waktu harga ternak turun dan mereka rugi, mereka mencoba untuk beralih ke
komoditas ikan lele pada tanggal 22 Oktober 2010, dan hasilnya juga lumayan besar.
Kelompok budidaya ini juga telah di resmikan oleh Dinas Kelautan Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 27 Oktober 2010.
KELOMPOK
BUDIDAYA IKAN BUDI LESTARI
Nama kelompok : Budi
Lestari
Alamat : Kp. Dukuh RT 11/
Desa Bojong Kec.Panjatan Kab.Kulon progo
Nama ketua : Bapak Triwanto
Sekretaris : Bapak Suharman
Bendahara : Bapak Nuryadi
Anggota : Bapak
Sukamto
Bapak
Riyanto
Bapak
Jubaidi
Bapak
Marsudi
Bapak
Kemis
Bapak
Sarmudji
Bapak Umar
Sawai
Bapak Tarmono

Bapak
Maryoto
Ibu
Purwaningsih
Ibu Eni
Purwaningsih
Ibu Amin
Markamah
Ibu
Srikayatun
Ibu Suwarti
Tahun berdiri : 27
Oktober 2007
Diresmikan :
22 Oktober 2010
Para petani di
kelompok ini juga berhubungan kerja, baik antar anggota kelompok maupun petani
dari kelompok yang lain, seperti pembelian benih ataupun penjualan ikan. Kalau
tidak saling berhubungan, petani akan bingung dan kewalangan dalam menjalankan
kegiatan budidaya tersebut.
Pembagian Tugas
:
Pelindung
Ø Memberikan
dukungan dan nasehat kepada pengelola kelompok sebagai pelaksana program
Ø Memberikan
motivasi kepada pengelola kelompok dalam melaksanakan program
Ketua
Ø Membuat
dan menyusun program kelompok
Ø Melaksanakan
dan mengendalikan program
Ø Mengevaluasi
dan memantau pelaksanaan program
Ø Bertanggung
jawab terhadap kegiatan
Ø Menyusun
laporan pelaksanaan program
Sekretaris
Ø Membantu
ketua demi kalancaran program
Ø Memberikan
pelayanan administrasi
Ø Membantu
ketua dalam pembuatan laporan
Ø Melaksanakan
tugas kearsipan dan dokumentasi
Bendahara
Ø Membantu
ketua dalam pengelolaan keuangan
Ø Melakukan
pencatatan-pencatatan keuangan
Ø Menyusun
perencanaan anggaran
Ø Menerima,menyimpan
dan mengeluarkan pembayaran
2.1.2. Letak Lokasi
Kelompok
Budidaya Ikan Budi lestari berlokasi di Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kabupaten
Kulon Progo, Provinsi Yogyakarta. Adapun batas-batas wilayahnya, sebagai
berikut :
1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Pasar Bendungan
2.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Pantai Galur
3.
Sebelah Timur berbatasan dengan Pasar Depok
4.
Sebelah Barat berbatasan dengan Bendungan Sungai
Dilihat
dari lokasi, Pokdakan Budi Lestari memiliki letak yang strategis dalam kegiatan
budidaya ikan lele, selain dekat dengan tempat pemasaran, lokasi juga agak jauh
dengan jalan raya, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan lebih akurat, karena
tidak terlalu bising dan ramai.
2.1.3.
Produktifitas
Kelompok
Budidaya Ikan Budi Lestari merupakan kelompok tani ikan lele. Kelompok ini
tidak hanya mengelola ikan lele saja, seperti keakraban sesama anggota. Dalam
satu bulan sekali semua anggota mengadakan perkumpulan untuk membahas kegiatan
budidaya, saat perkumpulan kelompok ini memungut uang khas dari seluruh
anggotanya sebesar Rp 5000, uang khas ini di pergunakan untuk anggotanya yang
kekurangan dana usahanya. Luas lokasi kolam budidaya di sini adalah seluas 24 m persegi × 40 dan produksinya dalam
1 tahun dapat panen 4 kali, satu kali panen dapat menghasilkan 2,5 kwintal ikan lele
dalam 1 kolam.
2.1.4.
Sarana dan Prasarana
A.
Sarana
Dalam Sarana disini ada Sarana Pokok
dan Sarana Pendukung,
1.Sarana Pokok
Sarana Pokok merupakan sarana yang
harus ada, jika tidak ada kegiatan budidaya tidak akan bisa berjalan, yang
meliputi :
a. Ikan Lele
Ikan
lele merupakan biota air yang di budidayakan, karena itu harus selalu di rawat
dan di perhatikan. Jenis ikan lele adalah Sangkuriang.
b. Terpal
Sebagai wadah air dan ikan dalam
kegiatan budidaya, jenis terpal merupakan jenis plastik.
c. Air
Sebagai
media hidup ikan dalam budidaya.
d.
Pakan/Pelet
Sebagai makanan ikan agar bertumbuh
cepat. Pelet yang digunakan adalah jenis PF-1000,LP 2,dan LP 3, yang mengandung
protein 30-33%. Ikan dari ukuran benih 4-6 cm sampai panen dalam satu kolam
memerlukan pakan ± 6 sak.
2. Sarana Pendukung
Sarana Pendukung merupakan sarana penunjang
daripada Sarana Pokok, yang meliputi:
a. Mesin Diesel
Sebagai alat pemasukan dan
pengeluaran air di dalam kolam. Mesin Diesel yang ada di kelompok ini merupakan
jenis OHV.
b. Selang Diesel
Sebagai alat penyaluran air untuk
mesin diesel.
c. Pipa Paralon
Sebagai alat pengeluaran air jika
air di kolam terlalu penuh karena hujan, fungsinya agar air kolam tidak terlalu
penuh, jenis PVC.
d. Ember Plastik
Sebagai alat pengangkutan ikan saat
panen, sortir, dan tebar benih, dan sebagai wadah pelet saat pemberian pakan, disini
terdapat 4 buah ember.
e. Keranjang Plastik
Sebagai alat pengangkutan ikan saat
panen dan sortir, di petani ini terdapat 1 buah keranjang.
f. Keranjang Penyortiran
Sebagai alat untuk sortir ikan, yang
dulunya merupakan keranjang plastik biasa kemudian bagian alas di ambil dan di
pasangkan paralon ukuran 1,5 inchi yang diberi jarak 3 cm dengan ketentuan ikan
yang belum konsumsi bisa jatuh dan ikan yang konsumsi masih tertinggal, disini
terdapat 1 buah Keranjang Penyortiran.
g. Jaring
Sebagai alat tangkap ikan baik saat
panen, sortir, maupun tebar benih. Disini ada empat jarring yang dua merupakan
jaring halus dan yang dua lagi merupakan jaring seser.
h. Tanah
Sebagai pengokoh terpal agar tidak
mudah terlepas (untuk penindih) yang di bungkus di karung.
i. Beton Batako
Sebagai penyangga terpal (selain
tanah) agar terpal tidak melorot ketika proses pembesaran berlangsung, batako
ini ditumpuk dengan bentuk persegi panjang ukuran 5×7 meter dan dengan tinggi
1,5 m.
j. Timbangan Gantung
Sebagai alat penimbangan ikan saat
panen,disini ada 1 buah.
k. Jerigen Plastik
Sebagai wadah saat penjualan ikan
dan pengambilan benih,yang berbahan plastik,disini ada 5 buah jerigen.
B. Prasarana
Keadaan
Prasarana seperti listrik,jalan dan pasar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Listrik
Listrik yang digunakan dalam
kegiatan budidaya untuk penerangan, seperti lampu.
b. Jalan
Jalan di sekitar lokasi merupakan
jalan beraspal, namun bukan jalan utama sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
budidaya tidak bising dan tidak terkena
polusi, jalan di sekitar lokasi merupakan akses tercepat menuju pasar ikan, tengkulak
ikan maupun kelompok tani ikan lele yang lain.
c.
Kendaraan
Kendaraan yang digunakan berupa
motor, yang berfungsi sebagai alat angkut ketika panen maupun saat pembelian
benih.
2.3. Teknik Budidaya
Budidaya lele
tidak memerlukan cara perawatan yang rumit. Tidak perlu menggali tanah atau
membuat kolam dan tidak perlu membuat kolam dari beton, tapi cukup menggunakan
terpal atau deklit.
Menggunakan
terpal atau deklit memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah
berbiaya murah,praktis,mudah dibuat dan mudah dipindakahkan kemanapun kita mau,
serta proses memanen pun menjadi sangat mudah. Sedangkan kelemahannya adalah
tidak tahan lama terpal yang kualitasnya bagus bisa bertahan lebih dari 3 tahun,
jika bocor akan cukup menyulitkan,dan berpeluang robek.
2.3.1.
Persiapan Kolam
Petani lele di sini melakukan kegiatan budidaya ikan lele
dengan menggunakan kolam terpal, ada banyak ukuran yang bisa digunakan, dengan
asumsi untuk 1 meter persegi kolam dapat menampung sebanyak 100 ekor ikan lele.
Petani di sini memulainya dengan skala percobaan yaitu menggunakan kolam ukuran
4 x 6 meter persegi yang bisa di isi dengan benih sebanyak 2500 ekor. Lahan
yang digunakan harus lahan terbuka artinya tidak ada pohon yang menaungi secara
langsung, tetapi karena disini merupakan daerah prioritas penghasil kelapa,jadi
masih banyak pohon kelapa besar yang ada di sekitar kolam, sehingga cahaya
matahari tidak dapat mengenai kolam, pertumbuhan lele pun jadi lambat.
Dalam
pembuatan kolamnya yaitu, tentukan ukuran
kolam minimal 4 m x 6 m, dengan kedalaman minimal 1,5 m. Tancapkan kayu pada
keempat sudut untuk meletakkan benang agar tampak lurus. Gemburkan tanah yang
ada di dalam kolam kemudian campur dengan air secukupnya lalu di ilas, jangan
terlalu banyak air nantinya akan mengalami kesulitan untuk membuat gundukan. Buat
gundukan dengan tinggi lebih kurang 0,7 m, gundukan boleh dibuat agak miring,
karena kalau miring bisa mengurangi resiko longsor pada waktu hujan.setelah
kering, ratakan dasar tanah,kemudian berilah merang (kulit padi) di atas tanah
sampai merata, kemudian pasanglah terpalnya, kemudian tindih terpal di bagian
tepi dengan sak berisi tanah agar terpal tidak lepas.
A. Pengeringan Kolam
Tahap pengeringan bertujuan untuk
meningkatkan produksi ikan lele yang akan di kelola kembali, memperbaiki
konstruksi kolam, merupakan salah satu bentuk kontrol alami terhadap pengganggu
ataupun predator, dan dapat menguapkan racun-racun yang ada di kolam
budidaya sebelumnya, dimungkinkan berasal dari sisa pakan dan feses.
Pengeringan dasar kolam yang dilakukan para petani di sini dilakukan selama 2 –
3 hari, tetapi saat cuaca tidak mendukung seperti pada musim hujan maka
pengeringan tidak dilakukan tetapi dapat dimanipulasi dengan penaburan kapur
yang salah satu fungsinya adalah mematikan hama, stabilisator pH air yang dapat
meningkatkan produksi sama seperti fungsi pengeringan.
B.
Pemupukan Kolam
Pemupukan kolam dapat menggunakan
pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik yang biasa digunakan dalam
pemupukan kolam adalah kotoran ayam atau kotoran puyuh. Sedangkan pupuk
anorganik yang biasa digunakan adalah urea dan TSP.
Pemupukan
kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah 200-500
gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika kolam dipupuk dengan
pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram Urea per
meter persegi luas kolam. Pemupukan kolam dilakukan pada saat persiapan kolam.
Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren kolam diperbaiki.Dasar kolam di
biarkan kering 2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik di masukkan
di bago(seperti wadah bawang) lalu taruh di pojok kolam dan kolam digenangi air
30-40 cm.Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh.jika warna air kolam
sudah ke hijauan ambil pupuk tersebut dan kemudian isi air kolam lagi sampai
60-90 cm dan tebarkan benih lele.
C. Perbaikan Konstruksi
Perbaikan
konstruksi kolam adalah seperti penggantian penindih yang sudah robek,
pemasangan ulang terpal dan penggantian merang apabila sudah membusuk.
Perbaikan ini dilakukan saat selesai panen.
2.3.2. Persiapan Air
Sumber air
dapat menggunakan aliran irigasi,sumber air,dan air hujan yang sudah di
kondisikan terlebih dahulu, tetapi karena daerah disini jarang ada aliran
irigasi yang mengalir, petani disini memanfaatkan sumber air sebagai sarana
budidaya. Parameter kualitas air yang baik untuk budidaya ikan lele adalah
sebagai berikut:
1. Perairan yang
berada di sungai mempunyai kecenderungan bersuhu konstan (syamsul akbar dan sudaryanto,2001). Penyebaran suhu dalam perairan
dapat terjadi karena adanya penyerapan angin, sehingga mempengaruhi tinggi
rendahnya suhu. Suhu air kolam yang ideal dalam pembesaran lele adalah antara
22-33 °C. Suhu air sangat mempengaruhi laju pertumbuhan,laju metabolisme ikan
dan nafsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
2. pH air yang ideal untuk budidaya ikan
lele adalah antara 6-9.Besarnya jumlah kotoran ikan dalam suatu perairan akan
berpengaruh terhadap pH perairan tersebut. pH air dibawah 5 akan menyebabkan
terjadinya penggumpalan lendir pada insang, sehingga ikan akan mati lemas. Pada
pH air yang lebih dari 9 akan menyebabkan berkurangnya nafsu makan ikan. pH air
dapat diukur dengan menggunakan kertas lakmus.
3. Oksigen
terlarut (Dissolved Oksigen/DO) di dalam air harus >1 mg/L. Apabila
kandungan oksigen terlalu tinggi akan menyebabkan gelembung di dalam
jaringannya, demikian juga apabila terjadi perubahan oksigen secara tiba-tiba,
misalnya penurunan kandungan oksigen terlarut sebagai akibat terjadinya proses
penguraian bahan organik dalam perairan tersebut, sehingga menyebabkan
tingginya kandungan gas terlarut (H2S CO2). Apabila persediaan oksigen kurang
dari 20 % dari jumlah kebutuhan normal ikan akan menyebabkan gerakan opersulum
berhenti, sehingga ikan lele akan mati lemas.
4. Fluktuasi salinitas dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan nafsu makan ikan,selain itu,stratifikasi perbedaan salinitas dapat
menghambat masuknya O2 dari udara ke air.Kisaran salinitas yang ideal untuk
pemeliharaan ikan lele adalah kisaran salinitas air tawar,yaitu kurang dari 0,5
ppt.Untuk mengetahui nilai salinitas di wadah pemeliharaan dapat menggunakan
alat refraktometer/salinometer yang sebelumnya sudah dikalibrasi dahulu sebelum digunakan, alat tersebut dikalibrasi dengan menggunakanakuabides.
Untuk perubahan salinitas yang terlalu rendah atau terlalutinggi dapat
diperbaiki dengan melakukan penambahan air tawar agar salinitas perairan menjadi
stabil kembali.
2.3.3.
Penebaran Benih
Penebaran
benih sebaiknya di lakukan pada pagi atau sore hari agar tidak terlalu panas.
Sebelum di tebar ke kolam, benih di aklimatisasi dahulu (perlakuan penyesuaian
suhu) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah
pengangkutan benih. Benih yang sudah ter aklimatisasi akan dengan sendirinya
keluar dari wadahnya. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut di laksanakan di
atas permukaan air kolam di mana wadah benih mengapung diatas air. Jumlah benih
yang akan di tebar 100 ekor per meter persegi.
2.3.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan ikan
dari benih sampai panen meliputi Pengelolaan air,Pemberian pakan,dan
Pengendalian Hama dan Penyakit :
A. Pengelolaan Air
Untuk
pengelolaan air, petani di sini biasanya menggunakan cara-cara yang mudah dan
efektif. Saat hujan maka tingkat keasaman air kolam akan bertambah, para
petani sering mengatasinya dengan pemberian larutan air garam kristal dengan
takarn 4 ons untuk satu kolam yang di tebarkan di kolam pada saat pagi hari
setelah hujan agar waktu siangnya ikan dapat bergerak aktif kembali, kegunaan
garam kristal adalah untuk menetralkan air kolam yang memiliki tingkat keasaman
tinggi.
Jika air kolam berbau tak sedap lebih
baik jika setiap pemberian pakan buatan/pellet di campur dengan larutan
prebiotik kemudian di aduk hingga merata dalam pellet dan tebarkanlah. Fungsi
dari prebiotik adalah menghilangkan bau tak sedap pada air kolam, melancarkan
pencernaan ikan dan juga ikan lele akan kebal terhadap penyakit.
B. Pemberian
Pakan
Budidaya
ikan lele secara intensif bercirikan padat penebaran tinggi dan kandungan gizi
pada pakan juga tinggi. Untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan
lele,pakan harus mengandung kadar protein yang tinggi dan diberikan setiap hari
sebanyak 3%-5% dari berat ikan yang dipelihara. Makanan utama lele dalam
pembesaran yaitu pelet. Pemberian pelet yang baik adalah 3 kali dalam sehari, dengan
selang waktu 8 jam agar pencernaan ikan menjadi teratur dan bagus. Pemberian
pakan buatan/pelet haruslah sesuai bukaan mulut ikan,dengan ketentuan ukuran
sebagai berikut:
Ø Ikan berumur 0-3
hari diberikan pakan alami seperti : kutu air,jentik nyamuk,cacing sutera,dll.
Ø Ikan berumur 3-7
hari diberikan pakan pelet jenis PF-1000
Ø Ikan berumur 1
minggu - 2 bulan diberikan pelet berukuran min 2
Ø Ikan berumur 2 bulan
- panen diberikan pelet berukuran min 3
Itulah
pemberian pelet yang di terapkan oleh para peteni ikan lele di sini,karena
terbukti hasil panen ikan pun juga lumayan baik.
C. Pengendalian Hama dan Penyakit
Biasanya
lokasi budidaya disini penyakit yang sering menyerang pada ikan lele adalah
jamur, jamur mengakibatkan kulit ikan menjadi terkelupas kemudian lama-kelamaan
ikan pasti mati, jika di biarkan berlarut-larut jamur itu akan menular pada
ikan lain,maka bisa saja ikan 1 kolam akan mati,jamur ini dapat di binasakan
dengan cara tradisional/alami dan dengan pengobatan, cara tradisionalnya yaitu
dengan pemberian 2 buah mengkudu matang yang dipotong untuk satu kolam,kemudian
dengan cara pengobatan yaitu di beri INROFLOXS -25 dengan dosis 1-2 cc/meter kubik,
berikan selama 3 hari berturut-turut dan setelah 6 jam pengobatan, air kolam
diganti 50%.
Berikut merupakan cirri-ciri ikan sehat
dan ikan yang sakit :
Ikan Sehat
Secara Eksternal
- Gerakannya
Aktif. Secara umum, ikan sehat secara penampakan luar ( eksternal ) selalu
bergerak aktif. Ikan memiliki sifat reotaksis positif dan negative. Ia
selalu bergerak aktif baik itu melalwan atau searah arus perairan.
- Nafsu
makan tinggi. Ikan sehat selalu memiliki nafsu makan yang tinggi. Dengan
begitu, asupan nilai gizi yang diperlukan tubuh ikan untuk proses
kehidupannya bisa terpenuhi secara maksimal. Pertumbuhan akan baik,
reproduksi, pencernaan, serta segala system yang bekera pada fungsi kehidup
ikan akan berlangsung dengan baik.
- Warna
kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang
berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi ikan yang
tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan
ikan dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda
menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini
tidak menentukan sakit tidaknya seekor ikan, tetapi sebagai parameter
kondisi ikan akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi
ikan. Banyak jenis ikan yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
- Sisik
pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan
berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap.
Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya
pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan
seimbang akan membuat bentuk ikan indah dipandang.
- Warna
mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang
tidak terlalu mencolok keluar,mata yang demikian disebut pop eye yang
disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit bakteri. Ukuran
mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan
tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet.
Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan
terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
- Bentuk
tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat.
ikan yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana
sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya
tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
- Cara
bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup
bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukanya ataupun bernafas hanya
dengan satu insang.Tutup insang rata menutupi insang,tidak pendek dan
tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang sangat cepat,yang
dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen namun dalam jangka panjang akan
merusak fungsi insang.
·
Ikan
yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. ikan yang baik
dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi
makan. Selain itu ikan yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur
dengan teman-temannya.
- Umumnya
ikan yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. ikan
yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya,
umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang
ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun
insang. ikan yang sehat umumnya berenang dengan tenang,pectoral fin/sirip
depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang
- Ciri-ciri
ikan yang sehat
Ø Mata yang
jernih dan cerah
Ø Kulit sedikit berlendir
Ø Gerak refleks baik
Ø Gerakan lincah
Ø Warna ikan cerah
Ø Bagian perut ikan mendatar
Ø Bagian ekor selalu terangkat keatas
Ikan Sehat Secara Internal
- Insang
berwarna merah hati, dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi. Menyerap
oksigen dan mengeluarkan carbondioksida.
- Gelembung
renang berisi udara dan bersifat netral. Dengan begitu, ikan bisa tidur di
dalam air tanpa tenggelam ke dasar periran atau mengambang ke permukaan.
Ikan Sakit Secara Eksternal
- Warna
tubuh ikan menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-sengal,
sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul akibat ikan
kekurangan oksigen.
- Ikan
lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah, sebelum
muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan menggesek-gesekkan
badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya kutu atau jamur pada
tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya ada ikan dengan
ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang lainnya
(karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater.
- Ciri
ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi bukan
berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik
tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang
-renang dengan aktif dan makannya juga banyak.
- Badan
ikan berjamur, jambul rusak/ bolong.
- Badan
ikan kena parasit/kutu, white spot.
- Malas,
tidak mau makan. Keseimbangan terganggu, menggantung dipermukaan air,
menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Ciri-ciri penyakit ini biasanya
karena ikan tersebut sedang stress.
- Bintik-bintik
merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka pada permukaan
tubuh.
- Pembengkakan
kulit dan penonjolan pada kulit di pangkal ekor.
- Berenang
secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di dasar
perairan, menggantung di permukaan air.
Ikan Sakit
Secara Internal
- Respirasi
tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ini dikarenakan oleh
suhu yang tidak seuai dengan tubuh ikan.
- Darah
berwarna abu-abu kecoklatan ( terbentuk meta-haemoglobin ), tidak bisa
mengikat O2 ( pada ikan ar tawar ), penyaringan nitrit dilakukan oleh CL-
dalam pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3- ).
- Terbentuk
lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada lapisan
epitheliumnya akibat protein dalam keadaan masam.
- Karena
keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan.
- Kekurangan
asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya degenerasi lemak pada
hati.
- Kekurangan
vitamin B-2 ( Riboflavin ) menyebabkan kataraks, photopobia, pendarahan
pada nostril dan overcullum.
- Ikan
yang terkena infectious dropsy, memiliki ciri-ciri bagian perut
menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi
pendarahan pada organ tubuh.
- Ikan
yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak putih pada
sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg pernafasan
ikan menjadi terganggu.
- Akibat
serangan virus, terjadi pembengkakan (inflammatory) pada jaringan,
pertumbuhan jaringan menjadi tidak normal.
- Spring
viremia of carp menyebabkan cedera pada ginjal, hati, dan gelembung
renang.
- Limphocistis
( pembengkakan sel kulit ikan ) menyebabkan luka yang kronis ( tumor otak
) berwarna putih atau kemerahan, kemudian menjadi haemorhagic.
- Infectious
haemopoietic necrosis menyebabkan necrosis local pada ginjal, lmpha dan
hati. Selain itu, adanya pop eye, akumulasi cairan pada rongga tubuh, usus
membengkak, insang menjadi pucat, bintik-bintik haemorhagic pada mulut,
dasar sirip dan organ dalam.
Kemudian hama yang biasa menyerang disini adalah
kodok,kodok ini sangat berbahaya bagi benih ikan, saat lapar kodok akan memakan
benih-benih ikan yang lengah. Para petani setiap malam pasti mengontrol
kolamnya untuk melihat keadaan ikannya. Kemudian hama yang lain adalah ikan
lele sendiri yang berukuran lebih besar dari yang lainnya, ikan ini dapat
menyerang bahkan memakan ikan lain yang lebih kecil, dalam waktu beberapa hari
ikan lele yang ada di kolam pasti berkurang, cara mengatasinya adalah dengan
melakukan pemancingan saat malam hari, jika sulit harus dilakukan penyortiran,
pisahkan ikan yang besar dan yang kecil dan budidayakan sendiri.
2.4.
Pemanenan
Saat
panen, hal yang perlu di persiapkan adalah Jaring,Keranjang plastik,Keranjang
penyortiran,Alat timbang ikan,Kolam penampungan ikan,Mesin diesel,Selang diesel
dan Wadah penjualan ikan.
Tata
kerjanya adalah kuras air kolam sampai habis dengan Mesin diesel, sambil
menunggu air kolam habis, isi kolam penampungan ikan dan wadah penjualan ikan
dengan air secukupnya, setelah air kolam habis, tangkap ikan dengan jaring
kemudian angkut ikan ke kolam penampungan, sortir dahulu dengan Keranjang
penyortiran dan pisahkan ikan yang konsumsi dan yang belum konsumsi.
Ikan Lele
akan mencapai ukuran konsumsi setelah di besarkan selama 130 hari dengan bobot
antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm.
BAB III
MASALAH DAN PEMBAHASAN
3.1.
Persiapan
Persiapan-persiapan yang perlu di
lakukan pada saat operasi kerja seperti tebar benih,sortir ikan dan
panen,,ialah:
1.Tebar Benih
Saat
tebar benih yang perlu di persiapkan adalah Jaring halus,Ember,dan Saringan
plastik.
2.Sortir Ikan
Saat penyortiran yang perlu di
persiapkan adalah Mesin Diesel,Selang karet, Jaring (sesuai ukuran
ikan),Ember,Keranjang penyortiran dan Tempat pembuangan air.
3.Panen
Saat pemanenan yang perlu di
persiapkan adalah Mesin Diesel,Selang karet,Jaring (sesuai ukuran
ikan),Ember,Keranjang penyortiran dan Tempat pembuangan air.
3.2. Pelaksanaan
Disini
akan saya jelaskan beberapa kegiatan yang penting selama Praktek Kerja di sini
yang di mulai dari tanggal 26 Maret sampai 25 April 2012,antara lain:
1.Pembuatan
larutan prebiotik 30 liter,yang bertempat di rumah petani yang berlokasi di
Desa Bojong, Dukuh XI pada tanggal 1
April 2012.
2.Kegiatan
tebar benih secara berurutan di Desa Bojong,Dukuh XI,mulai dari tanggal:
Ø 3
April 2012, dengan kepadatan tebar 3.000 ekor,dengan ukuran 4-6 cm.
Ø 8
April 2012, dengan kepadatan tebar 2.500 ekor,dengan ukuran 4-6 cm.
3.Kegiatan
sortir ikan secara berurutan untuk mengurangi resiko kematian ikan di Desa
Bojong, Dukuh XI, pada tanggal:
Ø 28
dan 30 Maret 2012, di lakukan penyortiran karena suhu di kolam tersebut rendah,
sehingga pertumbuha ikan lama dan juga terdapat ikan lele yang berukuran 2 kali
lipat besar dari lainnya, sehingga memakan ikan lele yang berukuran lebih
kecil, yang terbukti saat tebar ikan terdapat 2.250 ekor dan saat penghitungan
tinggal 1.850 ekor.
4.Kegiatan
panen ikan dan juga pengajaran cara penjualan ikan yang saya lakukan di
petani-petani lain adalah sebagai berikut :
Ø 29
Maret 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Ngastiharjo dengan hasil 5
kwintal ikan dalam 2 petak kolam yang masih perlu di sortir,dengan hasil
sortiran antara 3 kwintal ikan belum konsumsi dan 2 kwintal ikan konsumsi yang
per kg nya Rp 10.000,
Ø 31
Maret 2012, dilakukan panen ikan lele di Desa Bojong dengan hasil 2 kwintal
ikan dalam 2 petak kolam yang masih perlu di sortir, dengan hasil sortiran 150
kg ikan belum konsumsi dan 50 kg ikan konsumsi yang per kg nya Rp 10.000,
Ø 2
April 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Galur dengan hasil 3 kwintal
ikan dalam 3 petak kolam yang masih perlu di sortir,dengan hasil sortiran
antara 1 kwintal ikan belum konsumsi dan 2 kwintal ikan konsumsi yang per kg
nya Rp 10.500,
Ø 5
April 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Ngarangan dengan hasil 1,2
kwintal ikan dalam 1 petak kolam yang di ambil semua dengan harga per kg nya Rp
10.000,
Ø 7
April 2012, di lakukan panen lele di Desa Bojong dengan hasil 1 kwintal ikan
dalam 1 petak kolam yang di ambil semua dengan harga per kg nya Rp 10.000,
Ø 9
April 2012, di lakukan panen ikan lele di Desa Bojong dengan hasil 1 kwintal
ikan dalam 1 petak kolam yang di ambil semua dengan harga per kg nya Rp 10.000,
3.3.
Masalah
Masalah
yang sering ditemukan disini ialah :
A. Kualitas air saat budidaya
B. Tentang persaingan antar ikan dalam
satu wadah
C.
Lokasi yang kurang memadahi
3.4. Pembahasan
Pertama, kualitas air di sini
termasuk kurang bagus terbukti saat air baru keluar dari sumbernya,air berwarna
biru ke abu-abuan dan juga tingkat keasamaannya tinggi, maka dari itu air harus
di endapkan dulu selama 3 hari, baru bisa di pakai untuk kegiatan budidaya. Petani disini sering mengeluh saat tebar
benih, jika saat sorenya tebar benih pasti malamnya hujan, yang berakibatkan
benih stres dan paginya pasti semuanya mengapung, cara mengatasinya setiap
kolam di beri satu ember air berukuran sedang yang dicampur dengan garam
kristal kira-kira 4 ons lalu di aduk merata, tebarkan pada kolam tersebut,
selang beberapa jam benih akan sehat kembali. Saat bau air kolam tak sedap
karena kegiatan budidaya lele, cara mengatasinya adalah setiap kali pemberian
pakan, sebaiknya pelet di beri larutan prebiotik dan air, caranya di aduk
sampai merata beserta pelet, tunggu sampai air meresap dalam pelet dan tebarkan
pakan seperti biasa, cara yang berikut dapat mengurangi resiko baunya air kolam.
Berikut merupakan cara pembuatan prebiotik :
a. Alat dan bahan
Ø Panci
Ø Kompor
Ø Tetes
tebu » 0,5 liter
Ø Air
bersih » 3 liter
Ø Susu
kaleng » setengah kaleng
Ø Tepung
kanji » 0,5 ons
Ø Ragi » 3 ons
b.
Cara pembuatan
Siapkan panci, kemudian masukkan
tetes tebu,air bersih,susu,tepung kanji yang telah disiapkan kedalam panci,
lalu aduk sampai merata, dan panaskan di kompor sampai mendidih, setelah
mendidih dinginkan, ketika sudah dingin masukkan ragi.
c.
Cara pemakaian
Sebelum pemberian pakan, campur
pellet dengan larutan prebiotik 3 tutup botol Aqua beserta air jernih
secukupnya, kemudian aduk bersama pellet sampai merata, tunggu sampai air
meresap ke dalam pellet, kemudian pellet dapat di berikan kepada lele, lakukan
secara rutin pada setiap pemberian pakan.
Kedua, persaingan antar ikan dalam
satu wadah, misalnya dalam satu kolam terdapat 2500 benih ikan dan di pelihara
sampai 1 bulan, pasti ikan yang ada dalam kolam itu tidak sama besarnya, maka
dari itu ikan yang paling besar akan memakan ikan-ikan yang kecil kemudian
lama-kelamaan akan habis gara-gara beberapa ikan yang besar itu,cara
mengatasinya ialah dengan cara pemancingan ikan yang lebih besar tersebut di
waktu malam hari,jika sulit lebih baik di sortir, kemudian dipisahkan antara
ikan yang besar dan ikan yang kecil. kemudian peliharalah sendiri.
Ketiga, lokasi disini termasuk
kurang memadahi karena adanya beberapa hal, yaitu di sekitar kolam terpal
terdapat banyak pohon-pohon kelapa besar dan akar-akarnya bisa menembus terpal
sampai jebol dan berakibat kebocoran, hal ini perlu di perhatikan karena jika
terpal bocor air akan mengalir ke bawah terpal dan lama-kelamaan akan
menggenang di bawah terpal, ikan pun juga ikut masuk ke bawah terpal, kemudian
mati.
Ketiga hal itu lah yang sering jadi
masalah dalam kegiatan budidaya disini, jika tidak ada perhatian ekstra maka
mereka tak akan dapat untung bahkan sampai tidak panen.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Sistem
budidaya yang dilakukan kelompok ini termasuk dalam budidaya intensif.
2. Pada Proses pembesaran lele menggunakan
probiotik.
3. Setelah hujan saat benih yang baru tebar
mengalami stress d lakukan penebaran garam.
4. Dilakukan pemupukan sebelum penebaran benih lele.
4.2. Saran
Ada
beberapa saran yang ingin saya sampaikan,yaitu yang pertama untuk lokasi
praktek saya,yang meliputi:
·
Lokasi Praktek banyak terdapat pohon
kelapa besar yang menghalangi cahaya matahari masuk ke kolam, cahaya matahari
sangat penting untuk pertumbuhan pakan alami dan untuk penambahan suhu pada air
kolam. Lebih baik jika pohon kelapa tersebut di tebang agar tidak mengganggu
kegiatan budidaya.
·
Lokasi Praktek tidak memiliki tempat
pembuangan air, maka lebih baik jika di buatkan tempat pembuangan air, agar air
bekas sortir dan panen tidak membeber di mana-mana, kita dan masyarakat pun
jiga tidak terganggu.
Sekian saran saya untuk lokasi
praktek,dan kemudian merupakan saran dari saya untuk Praktek selanjutnya:
·
Sebaiknya Buku Panduan Praktek di buat
sejelas mungkin, baik kalimat atupun bagan-bagannya agar siswa dapat jelas
dalam pengisian Buku Laporan dan tidak ragu-ragu.
·
Sebaiknya sebelum pelaksanaan Praktek,
setiap siswa di beri pinjaman Buku Laporan Praktek tahun yang lalu agar mereka
mempunyai gambaran masing-masing tentang tugasnya tersebut.
Cukup
sekian saran dari saya,semoga dapat di tindak lanjuti.
DAFTAR PUSTAKA
Wahono , Untung. 1999, Sumber
Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Meningkatkan Devisa Negara.
Namji. 1993. Prospek Komunitas
Perikanan.
Weber dan de Beaufort. 1965.Kadar Gizi
Tinggi Pada Ikan Lele.
Akbar,Samsul dan Sudaryanto. 2001 .
Sungai Mempunyai Kecenderungan Bersuhu Konstan.